Kompor Induksi Elektromagnet atau yang lebih dikenal dengan kompor magnet (Komnet) memiliki cara kerja yang unik. Pasalnya kompor tersebut memiliki prinsip kerja cukup dengan memanfaatkan induksi elektromagnetik
Helmi mengakan, adapun prosedur kerja kompor tersebut menggunakan konverter dan elemen pengontrol dari 50 Hz, menjadi frekuensi tinggi hingga 25 kHz. Selanjutnya, listrik dengan frekuensi tinggi itu dialirkan ke kumparan induksi.
Selanjutnya, kata dia, arus bolak balik inilah yang membangkitkan garis-garis medan magnet yang selalu berubah mengikuti perubahan arusnya.
"Medan magnet ini memotong atau menembus tempat (wadah) untuk memasak yang terbuat dari logam," ujarnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, pada logam akan timbul ggl (tegangan) sesuai dengan hukum Faraday.
"Karena logam tempat memasak merupakan satu kesatuan, maka secara kelistrikan sama seperti dihubungkan secara singkat. Ketika tegangan dihubungkan secara singkat, maka akan timbul arus pusar yang berputar-putar," jelasnya.
Ganjar menambahkan, arus pusar mengalir dalam logam, mengandung resistansi yang walaupun kecil akan menimbulkan panas.
"Panas inilah yang dapat dimanfaatkan untuk memasak. Panas yang dibangkitkan oleh kompor itu bergantung dari energy listrik yang dikonversikan ke bentuk panas," ujarnya.
Sebagai catatan, lanjutnya, daya kompor akan ditentukan oleh frekuensi listrik yang dialirkan ke kumparan induksi.
"Semakin tinggi frekuensi maka akan semakin tinggi pula daya kompor, dan semakin tinggi pula suhu (panas) kompor. Karena kerjanya seperti itu maka tempat memasak atau wadah dari masakan harus terbuat dari logam penghantar. Bila tidak maka tidak akan terjadi pemanasan, karena tidak ada efek induksi electromagnet pada tempat memasaknya,” paparnya.
“Inovasi dan kreasi ini tentunya diharapkan dapat diakses oleh masyarakat miskin dan dapat memberikan manfaat bagi mereka terutama dalam meningkatkan kualitas hidupnya," imbuhnya [ito]
"Panas inilah yang dapat dimanfaatkan untuk memasak. Panas yang dibangkitkan oleh kompor itu bergantung dari energy listrik yang dikonversikan ke bentuk panas," ujarnya.
Sebagai catatan, lanjutnya, daya kompor akan ditentukan oleh frekuensi listrik yang dialirkan ke kumparan induksi.
"Semakin tinggi frekuensi maka akan semakin tinggi pula daya kompor, dan semakin tinggi pula suhu (panas) kompor. Karena kerjanya seperti itu maka tempat memasak atau wadah dari masakan harus terbuat dari logam penghantar. Bila tidak maka tidak akan terjadi pemanasan, karena tidak ada efek induksi electromagnet pada tempat memasaknya,” paparnya.
“Inovasi dan kreasi ini tentunya diharapkan dapat diakses oleh masyarakat miskin dan dapat memberikan manfaat bagi mereka terutama dalam meningkatkan kualitas hidupnya," imbuhnya [ito]
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.